Thursday, 29 August 2013

ANTROPOLOGI BUDAYA Bab Seni;Seni Rupa

Pengertian Seni dan Seni Rupa

Pengertian Seni
            Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai fungsi lain. Misalnya, secara mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat. Berikut ini definisi seni atau kesenian menurut para ahli:
1.      Aristoteles
Seni adalah peniruan terhadap alam tetapi sifatnya harus ideal.
2.      Plato dan Rousseau
Seni adalah hasil peniruan alam dengan segala seginya.
3.      Ki Hajar Dewantara
Seni adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari perasaan dan sifat indah, sehingga menggerakan jiwa perasaan manusia.
4.       Drs. Sudarmaji
Seni adalah segala manifestasi batin dan pengalaman estetis dengan menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.
5.      Drs. Popo Iskandar
Seni adalah hasil ungkapan emosi yang ingin di sampaikan kepada orang lain dalam kesadaran hidup bermasyarakat/berkelompok.
6.      Prof. Drs. Suwaji Bastomi
Seni adalah aktivitas batin dengan pengalaman estetika yang menyatakan dalam bentuk agung yang mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
7.      Ensiklopedia Indonesia
Seni adalah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahannya orang senang melihatnya atau mendengarnya.
8.      Irma Damayanti, M.Sn.
Seni bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan juga sulit dinilai, bahwa masing-masing individu artis memilih sendiri peraturan dan parameter yang menuntunnya atau kerjanya
9.      Drs. Rizki Akhmad Zaelani
Kata "seni" adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin “saya” memaknainya dengan keberangkatan orang/seniman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilmu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidak usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalau kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
            Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa seni merupakan ungkapan perasaan seseorang dan implementasi pengalaman estetika yang dituangkan ke dalam karya baik itu karya rupa, tari maupun musik yang di komposisikan sedemikian rupa sehingga menjadi suatu karya yang indah dan membuat perasaan senang (berdasarkan penilaian orang lain).

Definisi Seni Rupa Menurut Para Ahli
            Adapun Seni rupa merupakan salah satu cabang kesenian yang bergerak di bidang penciptaan rupa dengan kawasan dari alam benda dwimatra (2 Dimensi) dan trimatra (3 Dimensi). Secara umum merupakan suatu upaya manusia untuk menata hidup lebih baik, menata lingkungan lebih baik serta menampilkan benda-benda kasat mata yang disertai nilai estetis. Berikut ini merupakan definisi seni rupa menurut beberapa ahli:
1.      Ensiklopedia Indonesia (1990:525)
“Seni rupa adalah penciptaan keindahan yang mampu berkomunikasi dengan penikmatnya terutama melalui mata.”
2.      Mamannoor (2002:54)
“Seni rupa sebagai suatu proses pengungkapan pengalaman dan representasi kenyataan ke dalam suatu bentuk tindakan bahasa estetika melalui bahasa rupa, terlingkup di dalamnya persoalan yang berhubungan langsung dengan hal-hal empiris.”

            Seni rupa merupakan cabang dari kesenian yang berkaitan erat dengan indera penglihatan dan visualisasi estetis suatu bentuk karya, baik itu dua dimensi maupun tiga dimensi. Namun indera peraba pun ikut turut andil dalam seni rupa. Karena dalam unsur seni rupa ada yang dinamakan tekstur, yakni selain dilihat secara kasat mata, tekstur ini harus dirasakan dengan rabaan untuk mengetahui jenis dan perbandingannya antara tekstur yang satu dengan yang lain. Adapun unsur-unsur rupa yang lain yaitu, garis, bidang, warna, volume.

ANTROPOLOGI SENI RUPA Bab Antropologi Budaya

Nah, kalo "Antropologi Budaya" gimana???
Ya, gak gimana-gimana.... :)

Check This Out!

          Antropologi budaya merupakan studi antropologi yang bidang studinya mengambil kebudayaan sebagai objeknya. Aspek-aspeknya antara lain meliputi masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran aneka warna bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia; masalah perkembangan, penyebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan di seluruh dunia; dan masalah azas-azas dari kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi. (Koentjaraningrat, 1990: 25) (http://id.shvoong.com/social-sciences/1997175-pengertian-antropologi/#ixzz26LnKHcnl)

            Antropologi merupakan ilmu yang membahas berbagai subdisiplin ilmu seperti arkeologi, linguistik dan etnografi. Arkeologi mempelajari mengenai perkembangan perubahan kebudayaan manusia yang dapat dibuktikan dari benda-benda peninggalan prasejarah atau disebut artefak. Antropologi linguistik mempelajari mengenai timbulnya bahasa dan bagaimana dapat terjadi variasi dalam bahasa-bahasa selama jangka waktu berabad-abad. Sedangkan etnografi mempelajari mengenai cara hidup dan kebiasaan  berbagai bangsa dari waktu ke waktu yang mengalami perkembangan dan perubahan Dari ketiga subdisiplin ilmu ini tidak menutup kemungkinan untuk mempelajari psikologi, sosiologi, ilmu politik, kesenian dan ilmu keagamaan secara langsung. Karena secara langsung antropologi budaya berkaitan dengan eksistensi manusia dalam segala aspek dari waktu ke waktu.

ANTROPOLOGI SENI RUPA Bab Antropologi



Check This Out!

Antropologi tuh apa sih??? 

Manusia merupakan makhluk yang sangat  kompleks, terdiri dari bentuk secara fisik serta memiliki sistem kebudayaan yang mereka buat (dalam bahasan secara duniawi). Berbicara tentang kebudayaan tentu ada suatu ilmu yang mempelajari mengenai hal tersebut. Antropologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai kebudayaan, dalam batasan khusus mempelajari mengenai kebudayaan manusia.
            Secara harfiah dalam bahasa Yunani kata antropos berarti “manusia” dan logos berarti “studi”. Jadi antropologi merupakan suatu disiplin yang berdasarkan rasa ingin tahu yang tiada henti-hentinya tentang umat manusia. (Ihromi, 2006:1)
Berikut ini merupakan definisi dari antropologi menurut para ahli:
a.  Keesing (1981) , Antropologi adalah kajian tentang manusia.
b. Haviland (1985), Antropologi adalah studi tentang manusia dan perilakunya dan melaluinya diperoleh pengertian lengkap tentang keanekaragaman manusia.
c. Kamus Antropologi dan Ariyono Suyono (1985), Antropologi adalah suatu ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik, kepribadian, masyarakat serta kebudayaannya.
d. Koentjaraningrat (1990), Ilmu antropologi memperhatikan lima masalah mengenai makhluk hidup yaitu :
1. Masalah Perkembangan manusia sebagai makhluk biologis
2. Masalah sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri-ciri tubuhnya.
3. Masalah sejarah asal, perkembangan, serta penyebaran berbagai macam bahasa di   seluruh dunia.
4. Masalah persebaran dan terjadinya aneka warna kebudayaan manusia di seluruh dunia.
5. Masalah dasar-dasar dan aneka warna kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat-masyarakat dan suku bangsa yang tersebar di seluruh bumi pada zaman sekarang ini. (http://id.shvoong.com/social-sciences/1997175-pengertian-antropologi/#ixzz26LnKHcnl)



            Antropologi merupakan salah satu ilmu sosial, yang secara garis besar terbagi menjadi dua bagian yaitu Antropologi Fisik dan Antropologi Budaya. Antroplogi fisik mempelajari tentang perkembangan dan perbedaan fisik manusia setiap bangsa (mengapa bisa berbeda dan apa penyebabnya). Ilmu untuk mempelajari hal tersebut dinamakan Palaentologi manusia. Kedua yaitu mengenai penyebab manusia dulu dan sekarang bisa berbeda. Bagaimana dan apa penyebabnya? Hal itu termasuk dalam bidang variasi manusia.
            Cabang ilmu antropologi berikutnya adalah antropologi budaya. Cakupan bahasannya mengenai cara berpikir dan berperilaku yang merupakan suatu ciri khas bangsa atau masyarakat tertentu. Hal-hal tersebut meliputi bagaimana mereka berbahasa, memiliki ilmu pengetahuan, hukum, kepercayaan, agama, kesukaan tertentu, kebiasaan pekerjaan, dan sebagainya. Adapun secara kompleks dan mendetail maka kesemua hal itu telah terspesifikasi ke dalam berbagai subdisiplin ilmu seperti arkeologi (sejarah peninggalan budaya), linguistik (kebahasaan) dan etnologi (ilmu bangsa-bangsa).

 
 Bagan 1. Cabang-Cabang Antropologi
 (Sumber: Ihromi, 2006: 4-10)













Wednesday, 28 August 2013

ANTROPOLOGI SENI RUPA Bab Kebudayaan

Check This Out!

"KEBUDAYAAN" itu apa sih?

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin yaitu colere, yang berarti mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. (sumber: Wikipedia.org/budaya-dan-kebudayaan.html).
Berikut ini merupakan pengertian kebudayaan menurut para ahli:
1.      Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski  
      Bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
2.      Herskovits
      Kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganik.
3.      Andreas Eppink
      Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
4.      Edward Burnett Tylor
      Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
5.      Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi,
      Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. (Wikipedia.org/budaya-dan-kebudayaan.html)


            Sedangkan menurut pendapat seorang ahli antropologi, Ralph Linton (Ihromi, 2006:18) menjelaskan bahwa definisi kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari berbeda dengan definisi kebudayaan  dari seorang ahli antropologi.
Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan. Dalam arti cara hidup kita sendiri, maka tidak ada sangkut pautnya dengan main piano atau membaca karya sastrawan terkenal. Untuk seorang ahli ilmu sosial, kegiatan seperti main piano itu merupakan elemen-elemen belaka dalam keseluruhan budaya kita. Keseluruhan ini mencakup kegiatan-kegiatan duniawi seperti mencuci piring atau menyetir mobil dan untuk tujuan mempelajari kebudayaan, hal ini sama derajatnya dengan “hal-hal yang lebih halus dalam kehidupan”. Karena itu bagi seorang ahli ilmu social tidak ada masyarakat atau perorangan yang tidak berkebudayaan. Tiap masyarakat mempunyai manusia adalah makhluk berbudaya, dalam arti mengambil bagian dalam sesuatu kebudayaan

            Dari berbagai penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

            Kebudayaan tidak didapatkan dari pewarisan sifat (genetis) melainkan melalui proses belajar pada lingkungan sekitar. Proses berpikir mana yang baik dan yang tidak baik untuk dilakukan oleh diri kita itu yang membedakan antara manusia dengan hewan primata lainnya yang sama-sama mempunyai budaya namun tidak hanya menggunakan naluri dan insting semata. Memang insting dan naluri bukan termasuk bagian dari kebudayaan, tetapi yang mempengaruhi kebudayaan.

Sedikit tau kan mengenai "Kebudayaan"....
So, masihkah kita mempertahankan eksistensi Kebudayaan Asli Bangsa Indonesia? ^^

Tuesday, 27 August 2013

Apa sih itu Seni Kriya???


SENI GRAFIS



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Permasalahan
                  Perkembangan seni rupa kontemporer kini sudah mulai banyak memberikan dampak positif terhadap berbagai kalangan. Baik itu orang yang awam terhadap dunia seni rupa bahkan seniman-seniman sekalipun turut andil dalam meramaikan masa seni rupa kontemporer. Segala sesuatunya kini sudah menjadi sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapapun, kapanpun dan dimanapun. Ini merupakan suatu kemajuan dunia seni rupa.
                  Namun jika ada dampak positif maka dampak negatif pun perlu kita sortir sebagai bahan evaluasi. Contohnya saja dalam hal perkembangan seni murni, saat ini banyak orang yang mencampur-adukan bahkan mengubah image seni murni menjadi desain. Bisa saja hal ini dilakukan, karena termasuk ke dalam hal eksplorasi karya. Namun istilah seni murni itu sendiri sejalannya waktu akan pudar apabila istilah seni murni tidak diaplikasikan ke dalam praktiknya.
                  Kita ambil salah satu bagian dari seni murni yaitu seni grafis. Banyak orang yang kerap kali lebih memilih mengerjakan suatu karya secara instan. Menggunakan berbagai teknologi mutakhir untuk mendapatkan hasil karya yang memuaskan “bagi dirinya”. Menganggap seni grafis merupakan sesuatu yang sudah “out of date”. Sungguh ironis bagi perkembangan seni grafis, karena akan menjadi lamban sejalan dengan berkembangnya seni rupa kontemporer. Menggunakan berbagai teknologi mutakhir untuk menyamakan dengan hasil karga seni grafis memang hasilnya terlihat sama, lebih rapih, bersih dan penuh eksplorasi warna. Namun nuansa rasa, goresan-goresan serta nilai estetis yang pada karya itu tidak nampak sama sekali, dan akan terasa berbeda dibandingkan karya grafis yang pengerjaannya manual.
                  Ini merupakan suatu tantangan bagi para penggemar seni grafis untuk membangkitkan kembali gairah dunia grafis. Dengan cara memperkaya teknik pengerjaan, eksplorasi warna serta media yang digunakan. Agar nama seni grafis pada wilayah seni murni tidak akan pudar bahkan beralih ke wilayah desain. Oleh sebab itu penulis mengambil judul makalah ini “Eksplorasi Warna pada Cetak Grafis I dengan Tema Animal Figure
     
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang dibutuhkan dalam membuat karya grafis?
2.      Bagaimana teknik pengerjaan karya grafis?
3.      Bagaimana proses pewarnaan grafis?
4.      Seperti apa hasil akhir karya yang diperoleh?

C.     Tujuan
1.      Mempertahankan seni grafis sebagai bagian dari seni murni
2.      Memperkenalkan seni grafis kepada masyarakat awam
3.      Memenuhi tugas prasyarat UAS mata kuliah Seni Grafis I
4.      Melatih keterampilan mahasiswa dalam membuat karya ilmiah

D.    Manfaat
1.      Mengetahui peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat karya grafis
2.      Mengetahui teknik pengerjaan karya grafis
3.      Mengetahui proses pewarnaan karya grafis
4.      Memperoleh hasil karya grafis sebagai dokumentasi kekaryaan



BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian Seni Murni
            Seni murni merupakan seni yang hanya dapat dinikmati keindahannya, tidak dilihat dari segi praktis atau kegunaannya. Salah satu contohnya adalah seni grafis. Karya grafis dapat diapresiasi melalui nilai-nilai visual bagi yang melihatnya. Namun para seniman grafis terkadang tidak memperhatikan keindahan karya yang dibuat untuk orang lain, melainkan dengan tujuan mencapai kepuasan batin. Sehingga seni murni identik dengan tujuan estetik seniman itu sendiri bukan berdasarkan tujuan estetik apresiator.

B.     Pengertian Seni Grafis
            Dikutip dari sumber Wikipedia, menyatakan bahwa seni grafis adalah cabang seni rupa yang proses pembuatan karyanya menggunakan teknik cetak, biasanya di atas kertas. Pada teknik monotype maka prosesnya dapat menghasilkan karya yang sama dan dalam jumlah yang banyak. Hasil cetakan tersebut dinamakan “impression”, lukisan atau drawing. Setiap hasil cetakan merupakan karya orisnil pembuatnya, bukan sebuah salinan. Setiap karya yang dicetak dari sebuah plat dinamakan edisi, dan pada masa kini edisi tersebut diberi tanda tangan atau art name pembuatnya dan nomor untuk menandai bahwa karya tersebut sebagai edisi terbatas.
  
C.     Contoh Karya-Karya Grafis

Gambar 1. “Melancholla I” Karya Albrecht Durer
Sumber: www.wikipedia.com/seni-grafis


Gambar 2. “La Goulue” Karya Toulouse Lautrec
Sumber: www.wikipedia.com/seni-grafis

Gambar 3. “Tiga Salib” Karya Rembrandt
Sumber: www.wikipedia.com/seni-grafis

Gambar 4. “Gunung Fuji” Karya Katsushika Hokusai
Sumber: www.wikipedia.com/seni-grafis

Gambar 5. “Laskar Gelap” Karya Saiful Hadjar
Sumber: (Hadjar, 2005)



BAB III
PEMBAHASAN

A.    Persiapan Peralatan dan Bahan dalam Membuat Karya Grafis
  1. Peralatan yang Dibutuhkan
1.   Pensil (untuk membuat sketsa gambar)
Gambar 6. Pensil
Sumber: Dokumentasi Pribadi

2.   Penggaris (untuk mengukur plat dan ukuran kertas sketsa)
3.   Ampelas (untuk menghaluskan permukaan plat yang akan dicukil)
Gambar 7. Ampelas
Sumber: Dokumentasi Pribadi



4.      Spidol (untuk menebalkan/mempertegas sketsa)
Gambar 8. Spidol
Sumber: Dokumentasi Pribadi

5.      Kain bekas (untuk menggosok-gosok kertas yang berisi gambar objek, pada saat proses memindahkan gambar dari kertas ke plat karet)
Gambar 9. Kain
Sumber: Dokumentasi Pribadi

6.      Cungkil (untuk mencungkil plat sesuai bentuk gambar)


Gambar 10. Cungkil
Sumber: Dokumentasi Pribadi

7.      Roller (digunakan pada saat proses pencetakan yaitu memberi warna pada plat yang sudah dicungkil)
Gambar 11. Roller
Sumber: Dokumentasi Pribadi

8.      Sendok (untuk memindahkan hasil cetakan dari plat ke kertas, dengan cara digosok)
Gambar 12. Sendok
Sumber: Dokumentasi Pribadi

  1. Bahan-Bahan yang Dibutuhkan
1.      Kertas HVS
2.      Minyak Kayu putih (untuk memindahkan gambar sketsa dari kertas di atas plat, dengan cara dituangkan kemudian digosok-gosok dengan kain)
Gambar 15. Minyak kayu putih
Sumber: Dokumentasi Pribadi
3.      Plat karet
Gambar 14. Contoh plat karet yang sudah berisikan objek gambar
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4.      Cat khusus cetakan grafis
Gambar 15. Cat khusus cetakan grafis
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5.      Tiner (untuk menghilangkan sisa-sisa cat yang menempel di tangan atau di plat pada saat semua proses sudah selesai dilaksanakan)

B.     Teknik Pengerjaan Karya Grafis
1.         Membuat sketsa karya (Sketching)
           Penulis melakukan pengerjaan membuat sketsa di atas kertas HVS terlebih dahulu. Sebelumnya penulis menyesuaikan ukuran plat karet terlebih dahulu. Kemudian antara plat karet yang satu dan yang lainnya ukurannya disamakan.Dengan cara dipotong menggunakan cukil yang pipih seperti cutter. Sketsa yang telah dibuat menggunakan pensil kemudian ditebalkan menggunakan spidol.
2.      Penempelan sketsa karya di atas plat (copying and transferring)
Gambar 16. Sketsa yang sudah dipindahkan ke plat karet
Sumber: Dokumentasi Pribadi

            Setelah proses membuat sketsa selesai, proses yang selanjutnya adalah membuat salinan atau fotokopi sketsa dengan jumlah yang sama dengan plat karet, yaitu 3 lembar. Sketsa fotokopian tersebut di pasang di atas plat karet, sesuaikan ukurannya. Lipat bagian sisi-sisi kertas ke dalam, sehingga menutupi bagian permukaan plat karet yang akan diberi gambar. Setelah itu, tuangkan minyak kayu putih di atasnya kemudian gosok-gosok rata ke seluruh permukaan plat dengan menggunakan kain. Lakukan proses pemindahan gambar ke semua plat karet yang disediakan.

3.      Pencungkilan plat (grubbing)
Gambar 17. Plat karet yang sudah dicungkil
Sumber: Dokumentasi Pribadi

            Proses pemindahan gambar telah selesai dilakukan. Proses yang selanjutnya dilakukan adalah mencungkil plat. Ada 3 plat yang harus di cungkil dengan letak cungkilan yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut:
·         Plat yang dicungkil sebagai background karya,
                  Pada pencungkilan plat ini, maka bagian yang dicungkil adalah bagian objek gambar. Bagian objek gambar dicungkil habis, sehingga hanya menyisakan bagian background.
·         Plat yang dicungkil sebagai outline objek,
                  Pada pencungkilan plat ini, maka bagian yang dicungkil adalah bagian background. Bagian background dicungkil habis, sehingga hanya tersisa gambar objek saja yang seperti bayangan.
·         Plat yang dicungkil sebagai isian/penghias bagian objek.
Gambar 18. Bagian plat yang dipotong
Dokumentasi Pribadi

                  Pada pencungkilan plat ini, maka bagian yang dicungkil adalah bagian dalam objek. Pencungkilan ini menyesuaikan dengan gambaran objek seekor burung. Pencungkilan yang dilakukan dengan tujuan agar memberikan kesan tekstur pada karya. Seperti menggambarkan bahwa bagian yang dicungkil itu adalah bagian sayap burung, paruh burung, mata burung, dan sebagainya.
4.      Proses Pewarnaan
            Setelah proses pencungkilan selesai, kemudian penulis melakukan pewarnaan pada plat yang sudah dicukil. Pewarnaannya menggunakan cat khusus untuk cetak grafis.

C.     Proses Pewarnaan Karya Grafis (Proses Pencetakan Karya)
                  Setelah proses pencungkilan selesai, tahap selanjutnya adalah proses pewarnaan, inilah yang dinamakan proses pencetakan karya. Berbagai karya yang dicetak dapat dianggap sebagai karya orisinil dan edisi terbatas. Sehingga bukan plat yang sudah dicukil yang berupa karyanya, itu hanya bagian dari proses kekaryaan. Brikut ini penulis jabarkan mengenai tahap-tahap proses pewarnaan (proses mencetak):
  1. Pada proses pewarnaan pertama kali plat yang di-roll adalah plat yang digunakan untuk bagian background. Ambil warna yang paling gelap terlebih dahulu. Tempelkan di atas kertas, setelah itu kertas dibalik sehingga plat berada dibawah dan posisi kertas berada di atas. Kemudian tunggu kering, tetapi proses pengeringan yang maksimal memakan waktu 1 hari,
Gambar 19. Cetakan “Edisi”
Dokumentasi Pribadi
Gambar 20. Cetakan ke-1 (contoh cetakan background)
Dokumentasi Pribadi

  1. Setelah warna background kering, maka proses pewarnaan selanjutnya adalah bagian bayangan objek (bidang objek). Setelah plat di-roll maka tempelkan di atas cetakan background. Sesuaikan ukurannya, kemudian kertas dibalik sehingga bagian plat berada di bawah dan posisi kertas berada di atas. Gosok-gosok secara merata dengan menggunakan sendok. Angkat kertas secara perlahan, mulai dari bagian sudut, hal ini untuk memastikan apakah warna sudah menempel secara keseluruhan atau belum. Jika ada bagian yang masih belum rata, maka dapat ditambahkan cat lagi dengan cara menempelkan cat sedikit saja pada bagian plat, kemudian lakukan lagi proses penggosokan agar warna cetakan menjadi rata. Tunggu cetakan tersebut kering selama 1 hari,
Gambar 21. Cetakan ke-2 (2 warna, 2X cetakan)
Dokumentasi Pribadi

  1. Setelah cetakan bagian bidang objek kering, maka proses cetakan berikutnya adalah bagian isian bidang objek. Penulis melakukan 2 teknik pada bagian isian bidang objek, yaitu:
·         Teknik pertama dilakukan hanya menumpuk warna cetakan (bagian cetakan isian bidang objek ini ukurannya sama dengan plat background dan plat bidang objek). Jadi warna yang dihasilkan nanti adalah warna cetakan background akan tertutup oleh cetakan isian bidang objek. Karena bagian background-nya tidak dicungkil.
·         Teknik kedua yaitu dengan cara memotong bidang cetakan isian objek burung. Sehingga hasil cetakan nanti yang menumpuk warnanya hanya di bagian objek burung.
            Biasanya cetakan pertama merupakan cetakan uji coba yang dinamakan edisi. Kemudian apabila hasil cungkilan ternyata kurang terlihat maka plat dapat dicungkil kembali dan dicetak kemabali, inilah bagian yang dinamakan cetakan pertama. Pada bagian karya ditulis nama pembuat karya dan urutan cetakannya. Misal nama Dimas Zulfadly urutan cetakan 4/5 (cetakan ke-4 dari 5 cetakan).
Gambar 22. Cetakan ke-3 (3 warna, 3X cetakan)
Dokumentasi Pribadi
Gambar 23. Cetakan ke-6 (3warna, 3X cetakan)
Dokumentasi Pribadi

D.    Hasil Karya Grafis
                  Setelah melalui berkali-kali tahap pencetakan dengan cara eksplorasi warna, maka penulis telah mendapatkan karya yang pas untuk judul makalah ini yaitu “Eksperimentasi Warna pada Cetak Grafis I dengan Tema Animal Figure”. Jumlah plat memang ada tiga lembar, tetapi penulis mencoba mencampurkan banyak warna ke dalam karya cetakan. Sehingga timbul beberapa gradasi. Berikut ini merupakan hasil karya yang warnanya sudah dieksplorasi.
Gambar 24. Eksplorasi warna I (5 warna, 3X cetakan)
Dokumentasi Pribadi
Gambar 25. Eksplorasi warna II (4 warna, 3X cetakan)
Dokumentasi Pribadi

Pada hasil karya diatas terdapat beberapa warna yang digunakan yakni abu-abu, hitam, kuning, oranye dan merah. Dengan rincian sebagai berikut:
  1. Warna pada background adalah abu-abu dan hitam,
  2. Warna pada gambar pohon adalah oranye dan kuning (pada gambar 24) dan kuning (pada gambar 25), namun karena bertumpuk dengan warna abu-abu ataupun hitam, maka timbul warna hijau.
  3. Warna pada objek burung adalah kuning pada bagian setengah badan dari atas ke bawah, dan merah dari bagian ekor ke atas. Maka ditengah-tengah badan burung akan timbul warna oranye.

  

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Membuat karya grafis memang susah-susah tapi mudah. Susah apabila tergesa-gesa dan mudah apabila mengerjakannya dengan sabar dan menikmati prosesnya. Di dalam cetak grafispun tidak hanya satu warna saja yang dipakai, melainkan kita dapat memngolah warna-warna tersebut menjadi sebuah gradasi, sehingga tidak menjemukan ketika dilihat. Mungkin ini salah satu cara penulis untuk memberikan suatu stimulus bagi orang-orang yang mau belajar seni grafis dan mempertahankan eksistensinya di dunia seni murni. Penulis yakin orang-orang lain dapat lebih kreatif dengan berbagai cara, teknik dan media dalam membuat karya grafis agar tidak terkesan monoton.

B.     Saran
            Semoga bagi para pembaca dapat menggali lagi pengetahuan dan mengasah lagi keterampilan dalam membuat karya grafis. Dan meningkatkan kreativitas dalam membuat karya grafis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.


  

DAFTAR PUSTAKA

Hadjar, Saiful. 2005. Senapan Grafis. Kelompok Seni Rupa Bermain: Surabaya.




LAMPIRAN