Saturday 31 July 2021

MENGGAMBAR ILUSTRASI

Mata Pelajaran: Seni Budaya - Bab Seni Rupa

Kelas: VIII

Semester: Ganjil

Tahun Pelajaran: 2021/2022

Sumber: Buku Seni Budaya Kemendikbud Kelas VIII Semester 1


A. DEFINISI ILUSTRASI

Ilustrasi adalah gambar yang memperjelas ide cerita atau memperjelas sebuah narasi.

B. TUJUAN DAN FUNGSI GAMBAR ILUSTRASI

Tujuan dari gambar ilustrasi adalah memperkuat, memperjelas, memperindah, mempertegas, dan memperkaya narasi atau cerita.

Fungsi gambar ilustrasi adalah menghidupkan sebuah cerita, merangsang dan membantu pembaca untuk berimajinasi tentang cerita, serta membantu mengembangkan imajinasi dalam sebuah cerita.

C. OBJEK GAMBAR ILUSTRASI

Objek-objek gambar ilustrasi dapat berwujud manusia, hewan, dan tumbuhan.

D. JENIS-JENIS GAMBAR ILUSTRASI

Jenis-jenis gambar ilustrasi terbagi menjadi lima, yaitu:
1) Kartun
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi dan Internet

Kartun dapat berwujud tokoh manusia, hewan, atau tumbuhan. Biasanya divisualisasikan ke dalam cerita-cerita humor dan bersifat menghibur. Indonesia memiliki tokoh kartun diantaranya Petruk dan Gareng karya Tatang S. Tampilan gambar kartun bisa berwarna atau hitam putih.

2) Komik
          
Sumber Gambar: steprimo.com

Gambar ilustrasi dalam bentuk komik terdiri dari rangkaian gambar yang saling melengkapi dan memiliki alur cerita. Biasanya terdapat ciri adanya panel dan balon kata-kata. Komik dapat berupa buku maupun lembaran (Komik Strip).

3) Karikatur
Sumber Gambar: ayosemarang.com

Gambar karikatur menampilkan karakter yang dilebih-lebihkan, lucu, unik, terkadang mengandung kritikan dan sindiran. 

4) Ilustrasi Karya Sastra

Gambar Ilustrasi pada Cerpen
Sumber Gambar: tyaskw.wordpress.com

Ilustrasi pada karya sastra berfungsi untuk memberikan penguatan dan mempertegas isi atau narasi materi. Sehingga akan nampak lebih menarik orang membacanya. Karya sastra yang dimaksud contohnya seperti puisi, cerpen, sajak, cergam, dan lain-lain.

5) Vignette
Sumber Gambar: depositophotos.com

Vignette adalah gambar ilustrasi berbentuk dekoratif yang berfungsi sebagai pengisi bidang kosong pada kertas narasi. 

E. ALAT DAN BAHAN MENGGAMBAR ILUSTRASI

Menggambar ilustrasi dapat dibuat dengan teknik kering dan basah. Kedua teknik ini memiliki beberapa perbedaan dalam penggunaan alat dan bahannya. Berikut ini penjelasannya:

1) Teknik Kering
Menggambar ilustrasi dengan teknik kering tidak memerlukan pengencer seperti air atau minyak. Beberapa alat yang dapat digunakan seperti: pensil, arang, krayon, charcoal, dan pulpen. Sedangkan bahan yang digunakan biasanya berupa kertas.

2) Teknik Basah
Menggambar ilustrasi dengan teknik basah memerlukan pengencer seperti air atau minyak. Beberapa alat yang dapat digunakan seperti: cat air, cat akrilik, cat minyak, dan tinta. Sedangkan bahan yang digunakan biasanya berupa kertas. Sedangkan bahan yang digunakan bisa berupa kertas atau kanvas.

F. PROSES MENGGAMBAR ILUSTRASI

     Berikut ini tahapan dalam menggambar ilustrasi:
     1) Menentukan tema gambar berdasarkan cerita atau narasi.
     2) Menentukan jenis gambar ilustrasi yang akan dibuat.
     3) Menentukan irama, komposisi, proporsi, keseimbangan, dan kesatuan objek gambar.
     4) Menggambar sketsa global yang disesuaikan dengan cerita atau narasi.
     5) Memberikan arsiran atau warna pada objek gambar sesuai karakter cerita.

Tuesday 20 July 2021

SENI LUKIS

Mata Pelajaran Seni Budaya

Bab Seni Rupa

Kelas IX

Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2021/2022

Sumber buku: Seni Budaya Kelas IX, Kemdikbud (2015)


A. PENGERTIAN SENI LUKIS

Seni lukis merupakan cabang dari ilmu seni rupa, biasanya berwujud dua dimensi. Unsur-unsur pokok yang terdapat di dalamnya yaitu garis dan warna. 

Menurut Soedarso, SP (1990:11) Melukis adalah kegiatan mengolah medium dua dimensi atau permukaan datar dari objek tiga dimensi untuk mendapat kesan tertentu, dengan melibatkan gagasan ekspresi, emosi, dan gagasan pencipta secara penuh.

Seni lukis adalah sebuah pengembangan dari menggambar, biasanya memiliki keunikan atau ciri khas seperti tema, corak, atau gaya, teknik serta bahan dan bentuk karya seni tersebut.


B. ALIRAN GAYA LUKISAN

Berdasarkan cara pengungkapannya, aliran seni lukis dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) representatif, 2) deformatif, 3) non representatif. Berikut ini penjelasannya:

1. Representatif

Representatif merupakan perwujudan gaya seni rupa menggunakan keadaan nyata pada kehidupan masyarakat dan gaya alam. Gaya seni rupa yang termasuk representatif adalah sebagai berikut:

a. Naturalisme
Basuki Abdullah dan Karya Lukisannya
(Sumber Gambar: belitung.tribunnews.com)

Aliran yang penggambarannya alami atau sesuai dengan keadaan alam melukiskan segala sesuatu dengan alam nyata, sehingga perbandingan perspektif, tekstur, atau pun warna serta gelap terang dibuat dengat seteliti mungkin. Pelukis yang beraliran naturalisme antara lain: Basuki Abdullah, Wakidi, Abdullah Suryabroto, Mas Pringadi, Claude Rubens, dan Constabel.

b. Realisme

Dullah dan Karya Lukisannya
(Sumber Gambar: galeri-nasional.or.id)

Aliran yang memandang dunia ini tanpa ilusi, apa adanya, tanpa menambah atau mengurangi objek, penggambarannya sesuai dengan kenyataan hidup. 
Pelukis yang beraliran realisme antara lain: Trubus, Wardoyo, Tarmizi, Dullah.

c. Romantisme

Raden Saleh dan Karya Lukisannya
(Sumber Gambar: senirupa.id)

Aliran yang bersifat imajiner, melukiskan cerita-cerita yang romantis, peristiwa yang dahsyat, atau kejadian yang romantis. Pelukis yang beraliran romantisme antara lain: Raden Saleh, Fransisco Goya, Turner.

2. Deformatif

Perubahan bentuk dari aslinya sehingga menghasilkan bentuk baru tetapi tidak meninggalkan bentuk dasar aslinya. Aliran lukis yang tergolong deformatif antara lain: 

a. Ekspresionisme
Affandi dan Karya Lukisannya
(Sumber Gambar: senirupa.id)

Aliran yang penggambarannya sesuai dengan keadaan jiwa sang perupa yang spontan pada saat melihat objek karyanya.  
Pelukis yang beraliran ekspresionisme antara lain: Vincent Van Gogh, dan Affandi.

b. Impressionisme
Claude Monet dan Karya Lukisannya
(Sumber Gambar: wikiart.org)

Aliran yang penggambarannya sesuai dengan kesan saat objek tersebut dilukis. Pelukis yang beraliran impressionisme antara lain: Claude Monet, Paul Cezzane, Georges Seurat, Paul Gauguin, dan S.Sudjojono.

c. Surealisme
Salvador Dali dan Karya Lukisannya
(Sumber Gambar: wikiart.org)


Aliran yang kebanyakan menyerupai bentuk-bentuk yang sering di dalam mimpi, pelukis berusaha mengabaikan bentuk-bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah sedemikian rupa dari objek untuk menghasilkan kesan tertentu tanpa harus mengerti bentuk aslinya. Pelukis yang beraliran surealisme antara lain: Salvador Dali.

d. Kubisme
Pablo Picasso dan Karya Lukisannya
(Sumber Gambar: senirupa.id)

Aliran yang penggambarannya berupa bentuk dasar, atau bidang, seperti kubus atau persegi tetapi bentuknya masih terkait bentuk pengamatan objek seperti manusia dan benda mati. Pelukis yang beraliran kubisme antara lain: Pablo Picasso, But Mochtar, Srihadi, dan Fajar Sidik.


3. Non representatif

Amri Yahya dan Karya Lukisannya
(Sumber Gambar: javadesindo)

Merupakan suatu bentuk yang sulit untuk dikenal. Pada prinsipnya lebih menekankan unsur-unsur formal yaitu struktur, unsur seni rupa dan prinsip estetik. Lukisan dengan gaya non representatif berupa susunan garis, bentuk, bidang, dan warna yang terbebas dari bentuk alam. Gaya ini memandang bahwa ekspresi jiwa tidak dapat dihubungkan dengan objek apa pun. Pelukis yang beraliran non representatif antara lain: Amry Yahya, dan Fajar Sidik.

C. TEMA SENI RUPA MURNI

Dalam melukis, tentunya pelukis memiliki ide dan ungkapan ekspresi yang berbeda antara satu pelukis dengan yang lainnya. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh sudut pandang yang berbeda sesuai dengan suasana, waktu, kondisi geografis, dan pengalaman hidup. Berikut ini tema dalam membuat karya seni rupa murni:

1. Hubungan antara manusia dengan dirinya

Untuk menuangkan ide dan ekpresi ke dalam bentuk lukisan, pengungkapannya menggunakan potret diri sendiri.

2. Hubungan antara manusia dengan manusia lain

Untuk mengungkapkan cita rasa keindahan, pelukis terinspirasi objek yang ada disekitarnya seperti keluarga, teman, tetangga, atau pun seseorang yang ada dalam pikirannya.

3. Hubungan antara manusia dengan alam sekitarnya

Alam sekitar seperti pegunungan, laut, sawah, hutan, perkampungan, perkotaan, binatang, sungai merupakan ungnkapan cita rasa pelukis dalam menuangkan ide dan gagasannya ke dalam bentuk lukisan.

4. Hubungan antara manusia dengan benda

Benda-benda di sekitar memiliki keunikan tersendiri untuk menjadi objek lukisan, seperti gelas, cangkir, teko, kendi, vas bunga, buah-buahan dan benda-benda mati lainnya.

5. Hubungan antara manusia dengan aktivitasnya

Terkadang aktivitas manusia menjadi momen yang ingin diabadikan oleh pelukis ke dalam karyanya, seperti aktivitas menari, berdagang di pasar, membajak sawah, menggembala ternak, dan aktivitas lainnya.

6. Hubungan antara manusia dengan alam khayal

Ide dan imajinasi terkadang melintas dalam pikiran saat kondisi sadar atau sedang tertidur. Itulah yang menjadikan inspirasi pelukis dalam membuat karya, contohnya adalah karya lukis surealisme.


D. ALAT DAN BAHAN BERKARYA SENI LUKIS

Berikut ini medaia alat dan bahan yang digunakan dalam membuat karya lukisan:

1. Pensil

Pensil dengan berbagai kode
(Sumber Gambar: kelashiro.com)

    Jenis pensil dibedakan berdasarkan tingkat kekerasan dan kehitaman karbon. Terbagi menjadi 2 macam kode yaitu H dan B. Pensil H warnanya kurang hitam dan teksturnya keras, mulai dari kode H, 2H, 3H, sampai dengan 6H. Sedangkan pensil dengan kode B memiliki tekstur karbon yang lunak dan hitam. Pensil dengan kode H cocok untuk membuat sketsa atau gambar proyeksi, sedangkan pensil dengan kode B cocok untuk menggambar bentuk, dan ilustrasi.

2. Pensil Arang (Conte)

Pensil Conte
(Sumber Gambar: ewafebri.com)

    Terbuat dari arang halus, warnanya hitam pekat, dan agak sulit untuk dihapus. Cocok untuk menggambar atau melukis potret.

3. Pastel atau Crayon

Crayon dan Pastel
(Sumber Gambar: design.onmedianet.com)

    Pastel dan Crayon sekilas terlihat sama, padahal sebenarnya berbeda dari segi bahan yang digunakan. Pastel terbuat dari bahan kapur dan bahan cair pengikat pigmen warna. Warna yang dihasilkan cenderung lembut. Sedangkan Crayon terbuat dari bahan kaolin dan tepung warna sehingga terlihat lebih mengkilap dan keras. Warna yang dihasilkan cenderung mengkilap dan berminyak.

4. Pena/Bolpoin/Alat yang menggunakan tinta

1) Pena, 2) Bolpoin
(Sumber Gambar: jakartanotebook.com dan kabarbanyuwangi.info)

    Alat gambar yang terbuat dari logam dengan ujung yang bermacam-macam bentuknya, dan diisi dengan menggunakan media tinta.

5. Tinta bak

Tinta Bak
(Sumber Gambar: Shopee)

    Disebut juga tinta cina, warnanya hitam pekat dan tidak luntur jika terkena air. Untuk penggunaannya terlebih dulu dicampurkan air agar tidak terlalu pekat.

6. Cat

1) Cat Akrilik, 2) Cat Poster, 3) Cat Air, 4) Cat Minyak
(Sumber Gambar: Alibaba, Bukalapak, Elevania, Shopee)

    Ada dua macam cat berdasarkan cara penggunaannya:
    1) Cat berbasis air, untuk menggunakannya dicampurkan air sesuai kebutuhan.  
        Pengaplikasiannya mudah, dan cepat kering. Contohnya cat air, cat poster, dan cat 
        akrilik.
    2) Cat berbasis minyak, menggunakannya dicampurkan minyak khusus cat. Warnanya 
        lama kering, dan tidak mudah luntur. Contohnya cat minyak.

7. Kuas

Macam-Macam Kuas Lukis
(Sumber Gambar: dictio.id)

    Kuas merupakan alat untuk menyapukan cat ke atas media lukis seperti kertas atau kanvas. Kuas memiliki berbagai bentuk dan ukuran. Untuk kuas dengan bentuk ujungnya pipih, dan keras cocok untuk cat berbasis minyak. Sedangkan kuas dengan bentuk ujungnya bulat dan meruncing serta berbahan bulu maka cocok untuk cat berbasis air. Untuk menyapukan area bidang, maka memilik ukuran kuas yang lebar dan besar. Sedangkan untuk membuat garis atau titik maka menggunakan kuas yang kecil dan ujung bulunya runcing.

8. Pisau Palet

Pisau Palet
(Sumber Gambar: dictio.id)

    Alat yang terbuat dari aliminium tipis. Fungsinya sama seperti kuas, tetapi goresan yang dihasilkan memiliki efek timbul. Terdapat berbagai ukuran ada yang runcing, lebar dan membulat.

9. Palet

Palet Lukis Berbahan Plastik dan Kayu
(Sumber Gambar: AlieExpress dan Ronie Art)

    Alat yang digunakan sebagai wadah menaruh cat dan air, atau cat dan minyak. Agak penggunaan cat bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
    

E. TEKNIK MELUKIS BERDASARKAN BAHAN YANG DIGUNAKAN

Berikut ini beberapa teknik dalam melukis yaitu:

1. Lukisan Tempera

Lukisan Tempera
(Sumber Gambar: dictio.id)

    Lukisan yang sudah dikenal pada zaman renaissance, dengan teknik mencampurkan cat menggunakan bahan perekat seperti putih telur dan sagu. Kemudian diaplikasikan pada permukaan dinding dan berfungsi sebagai penolak bala.

2. Lukisan Al Fresco

Lukisan Al Fresco
(Sumber Gambar: Wikipedia)

    Pengaplikasian teknik ini yaitu pada media dinding yang masih basah dengan ditaburi bahan perekat. Lukisan dengan teknik al fresco yang terkenal terdapat istana Vatikan.

3. Lukisan Al Secco

Lukisan Al Secco
(Sumber Gambar: dictio.id)

    Hampir sama dengan teknik al freco, hanya saja menggunakan media dinding yang kering. Lukisan yang terkenal dibuat oleh Leonardo Da Vinci di Gereja Santa Maria, Kota Milan, Italia.

4. Lukisan Mozaik

Lukisan Mozaik
(Sumber Gambar: pelajarindo.com)

    Lukisan mozaik dibuat dengan teknik menempelkan bahan pecahan atau lempengan seperti kaca berwarna-warni, keramik, poselen, kertas, batu, bahkan potongan kayu pada media dinding. Lukisan yang dibuat dari potongan kayu disebut intersia.

5. Lukisan Kaca

Lukisan Kaca
(Sumber Gambar: kebudayaan.kemdikbud.go.id)

    Lukisan kaca dibuat dari bahan utama kaca kemudian ditambahkan bahan timah, kuningan, dan tembaga untuk menyambungnya. Lukisan kaca pertama kali diperkenalkan pada zaman Gothic di Eropa sebagai pelengkap arsitektur. Kemudian terkenal pada zaman renaissance sebagai hiasan pintu dan jendela bangunan-bangunan besar seperti istana dan tempat peribadatan. Di Indonesia teknik lukis kaca dikembangkan di Cirebon, Jawa Barat.

6. Lukisan Cat Minyak (Plakat)

Lukisan Minyak
(Sumber Gambar: elblogdelosidiotas)

    Lukisan cat minyak medianya adalah kanvas yang berupa kain sudah dilapisi dengan cat dasar, sehingga ketika dipakai melukis tidak tembus ke belakang. Wadah cat minyak seperti tube timah, dan bentuk catnya seperti pasta. Biasanya penggunaannya dicampur
lijn-olie

7. Lukisan Cat Air (Aquarel)

Lukisan Cat Air
(Sumber Gambar: imural)

    Teknik
aquarel adalah teknik yang digunakan dengan cara menyapukan warna tipis  sehingga hasilnya transparan, media untuk bahan cat air adalah kertas. Bahan cat air berbentuk pasta, dan penggunaannya dengan cara dicampur air.

8. Lukisan Cat Akrilik

Lukisan Cat Akrilik
(Sumber Gambar: Shopee)

    Lukisan yang menggunakan cat akrilik cenderung berwarna cerah menyala. Selain pada kanvas, cat akrilik juga dapat diaplikasikan pada media sepatu, tas, atau media kain lainnya.

9. Lukisan Batik

Batik Lukis
(Sumber Gambar: kibrispdr.org)

    Lukisan batik tekniknya hampir sama dengan cara membatik pada umumnya, yaitu dengan cara menutupi permukaan kain dengan malam lilin (wax) secara terpola. Kemudian dicelupkan ke pewarna tekstil atau pewarna alam.


F. PROSES MELUKIS

Berikut ini merupakan proses atau langkah-langkah melukis:
1. Memunculkan Gagasan
    Untuk memunculkan gagasan kreatif dapat dilakukan dengan cara:
    a. Mengembangkan imajinasi
    b. Melihat objek secara langsung
    c. Melihat dari buku atau majalah
    d. Melihat dari internet dan dokumen lain tentang lukisan
    e. Mengunjungi kegiatan seni lukis (pameran), atau ke museum

2. Media Berkarya (Alat dan Bahan)
    Media yang digunakan untuk berkarya seni lukis diantaranya:
    a. Menggunakan kertas, seperti kertas karton, manila, padalarang, atau HVS.
    b. Menggunakan tembok, dinding, papan, atau media yang lebar lainnya.
    c. Menggunakan media alternatif seperti kaca, cangkang telur, atau permukaan benda 
        lainnya.
    d. Menggunakan cat minyak, cat air, cat akrilik, cat tembok, crayon, atau pastel.

3. Menentukan Teknik
    Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam melukis, diantaranya:
    a. Teknik aquarel (warna transparan)
    b. Teknik plakat (warna tebal)
    c. Teknik goresan ekspresif seperti menggunakan jari, kuas, atau pisau palet
    d. Teknik warna tebal dan bertekstur
    e. Teknik timbul (mozaik)

4. Membuat Sketsa
            Membuat gambar rancangan secara global, tidak detail, dan biasanya hanya berupa 
    goresan singkat. Sehingga kemudian dapat dilanjutkan prosesnya untuk melukis.

5. Mewarnai dan Menyempurnakan Lukisan
    Setelah melakukan beberapa tahapan tadi, selanjutnya yaitu masuk pada proses akhir 
    sebagai berikut:
     a. Mewarnai sketsa dengan goresan tipis pada objek utama (positif) dan pada latar 
         belakangnya (negatif).
     b. Menyempurnakan lukisan dengan kontur, penyinaran (spot light), penegasan dan 
         penentuan gelap terang.

Langkah-langkah tersebut tidak sepenuhnya dapat dijadikan acuan pokok, karena teknik, media, alat serta bahan yang digunakan dalam melukis mungkin berbeda-beda.


Monday 12 July 2021

MENGGAMBAR MODEL

Mata Pelajaran Seni Budaya

Bab Seni Rupa

Kelas VIII

Semester Ganjil

Sumber: Buku Kemdikbud Seni Budaya Kelas VIII Semester 1 (2014)


A. KONSEP DAN PROSEDUR MENGGAMBAR MODEL

    Menggambar model merupakan kegiatan yang dimulai dari mengamati objek benda, kemudian digambar pada media yang akan digunakan seperti kertas atau kanvas. Pengamatan dilakukan dengan cermat seperti mengatur jarak pandang antara objek dengan kita, arah datangnya cahaya (gelap-terang), struktur bentuk, dan karakter objek, serta memerlukan kaidah penerapan prinsip-prinsip menggambar model. Objek yang akan digambar bisa berupa benda mati atau benda hidup.

       1. Prinsip-Prinsip Menggambar Model

Dalam menggambar model memerlukan pengamatan yang baik agar hasil gambar terlihat baik, menarik, dan memiliki keindahan. Berikut ini prinsip-prinsip menggambar model:

           a. Komposisi

Merupakan cara menyusun atau mengatur objek yang akan kita gambar. Komposisi terbagi menjadi tiga, yaitu:

               1) Komposisi Simetris

                   
               2) Komposisi Asimetris

               3) Komposisi Sentral

           b. Proporsi 

Merupakan perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian-bagian benda yang menjadi objek model gambar yang dapat diamati.

           c. Keseimbangan

   Merupakan keselarasan antara bidang gambar, objek gambar, dan gambar yang dihasilkan. Keseimbangan dapat diperoleh dengan cara membuat skala, memberi efek perspektif pada objek gambar dan sudut pandang penggambar.

           d. Kesatuan

      Merupakan keserasian dalam pengaturan objek gambar sehingga benda-benda yang diatur satu sama lain memiliki kesan ruang, kedalaman, dan antarobjek gambar saling mendukung sehingga akan menghasilkan gambar yang baik.

       2. Unsur-Unsur Menggambar Model

           Dalam menggambar model diperlukan pemahaman tentang unsur-unsur seni rupa seperti garis, bidang, bentuk, tekstur, gelap terang (pencahayaan).


B. ALAT DAN BAHAN MENGGAMBAR MODEL

   Berbagai alat yang digunakan dalam menggambar model yaitu: pensil, penghapus, pensil warna, krayon, cat air, cat minyak, dan cat akrilik. Sedangkan bahan yang digunakan seperti kertas atau kanvas.

C. TEKNIK MENGGAMBAR MODEL (ALAM BENDA)


Dalam menggambar model perlu menerapkan teknik atau cara agar gambar yang dihasilkan terlihat baik, proporsional, dan menarik. Adapun teknik yang umumnya digunakan dengan tahapan sebagai berikut:
1) Mempersiapkan objek yang akan digambar.
2) Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan menggambar.
3) Mulailah dengan menggambar sketsa terlebih dahulu. Disarankan menggunakan pensil H atau HB.
    Buatlah sketsa tipis-tipis dengan bentuk sederhana, memperhatikan bentuk, dan proporsi objek.
4) Membuat detail pada setiap bagian objek, dan menerapkan warna sesuai yang terlihat pada objek.
5) Perhatikan arah datangnya cahaya, lalu buatlah kesan gelap-terang untuk pencahayaan objek.
     Gelap terang diperoleh dengan cara salah satunya adalah mengarsir tebal-tipis.
6) Membuat tekstur objek terkesan nyata.

Sunday 11 July 2021

PENGETAHUAN BAHAN LUNAK

Mata Pelajaran Prakarya

Bab Kerajinan

Kelas VIII

Semester Ganjil

Sumber: Buku Prakarya Kelas VIII Semester 1-Kemdikbud (edisi revisi, 2017)


A. PRINSIP BAHAN LUNAK

      Prinsip kerja dalam membuat dan mengolah bahan lunak awalnya dilakukan secara tradisional hanya menggunakan tangan, namun seiring perkembangan zaman dan permintaan pasar yang tinggi mengakibatkan pergeseran prinsip kerja dengan bantuan teknologi tetapi tidak sedikit pula yang tetap menerapkan prinsip kerja secara tradisional demi menjaga kualitas hasil kerajinan.

Berikut ini beberapa prinsip kerja pembuatan kerajinan:

1) Keterampilan Tangan

Kerajinan dibuat dengan menggunakan keterampilan tangan. Meskipun diproduksi banyak, produk kerajinan masih tetap mengandalkan tangan. Sementara itu, industri bertumpu pada kekuatan mesin. Inilah yang membedakan antara produk kerajinan dan produk industri.

2) Keterampilan Teknik

Pembuatan benda-benda kerajinan dilakukan secara berulang-ulang dan didasari oleh keterampilan teknik/keprigelan. Sehingga produk yang dihasilkan sudah tentu memiliki kekhasan tangan yang nampak dengan detail, rumit, dan hanya bisa dilakukan dengan keterampilan teknik yang dimiliki oleh tangan seseorang.

3) Kedaerahan/Tradisional

Kerajinan merupakan benda-benda yang mempunyai nilai guna praktis, bersifat universal, dibuat dengan keterampilan teknik tangan namun masih dipengaruhi oleh adat istiadat setempat.

Sifat bahan lunak: lentur, lembut, empuk, dan mudah dibentuk.

Adapun manfaat pemaduan kerajinan bahan lunak adalah sebagai berikut:

1) Kelengkapan Busana
Produk kerajinan bahan lunak dibuat dengan mempertimbangankan produk tersebut dapat mempercantik diri dalam menggunakan busananya. Contohnya produk-produk aksesoris seperti gelang, kalung, bros, dan cincin.


2) Kelengkapan Suatu Benda
Kerajinan bahan lunak yang difungsikan sebagai kelengkapan suatu benda. Sebagai contoh, kotak tisu yang dilengkapi dengan hiasan keramik pada bagian muka. Jika kotak tisu sudah tidak terpakai, keramik dapat dilepas dan dipasangkan pada kotak tisu lainnya.

3) Kelengkapan Rumah/Bangunan
Produk kerajinan dapat dijadikan manfaat sebagai pelengkap rumah/bangunan tertentu. Contohnya, air mancur berbentuk kodok di taman rumah.

4) Kelengkapan Keperluan Ritual/Upacara Adat
Banyaknya ritual/upacara adat Nusantara, tentunya bervariasi pula kerajinan bahan lunak yang dapat dimanfaatkan sebagai pelengkap upacara. contohnya lilin. Lilin banyak digunakan untuk berbagai acara
ritual dan pesta adat.

Berdasarkan prinsip kebermanfaatan di atas maka kerajinan bahan lunak dapat dikategorikan sebagai produk-produk berikut:

1. Menambah keindahan
Keberadaan kerajinan bahan lunak dapat memperindah penampilan.

2. Memberi penekanan atau kekhasan pada suatu benda
Jika diberi kerajinan bahan lunak, maka sesuatu akan terkesan khas.

3. Menjadi persyaratan pemakaian
Kerajinan bahan lunak merupakan persyaratan untuk dipakai, jika tidak digunakan maka tidak berarti apa-apa.

4. Merupakan pertanda atau simbol
Produk kerajinan bahan lunak dijadikan sebagai pertanda atau simbol suatu kepentingan.

5. Dibuat khusus sesuai benda aslinya (duplikasi)
Kerajinan bahan lunak dibuat secara khusus menyerupai bentuk aslinya untuk alasan dan kebutuhan tertentu.

6. Sebagai bagian dari karya seni
Karena mencerminkan ekspresi keberagaman budaya Nusantara, maka kerajinan bahan lunak merupakan bagian dari karya seni.

B. JENIS DAN KARAKTERISTIK KERAJINAN BAHAN LUNAK

Bahan lunak yang digunakan untuk membuat produk kerajinan dibedakan menjadi dua jenis yaitu: bahan lunak alam dan bahan lunak buatan.

1) Bahan Lunak Alam
Bahan lunak alam adalah bahan lunak untuk karya kerajinan yang diperoleh dari alam sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak dicampur maupun dikombinasi dengan bahan buatan. Bahan lunak alam adalah bahan yang berasal dari tumbuhan dan hewan atau lapisan bumi yang bersifat lunak.
Contoh bahan lunak alam adalah tanah liat, kulit, getah nyatu, bubur tisu, dan flour clay.

a. Tanah Liat
- Tanah liat memiliki warna yang beragam, tetapi semuanya merupakan warna natural tanah, yaitu cokelat. Ada yang berwarna cokelat muda, tua atau cokelat keabu-abuan, serta cokelat keputihan. Setiap warna bergantung pada kandungan dari masing-masing tanah tersebut. Tanah yang mengandung kaolin lebih banyak akan berwarna lebih putih, stoneware lebih kehitam/keabu-abuan, sedangkan earthenware lebih terlihat cokelat kemerahan.
- Tanah liat stoneware memiliki daya bakar hingga 1300OC, sedangkan earthenware hanya sampai 900OC.
- Tanah liat mudah hancur jika tidak melalui proses pembakaran. Jika dibakar, jenis kerajinan ini disebut keramik.
- Campuran tanah liat adalah air.
- Pewarnaan tanah liat dapat dilakukan dengan glasir (pembakaran tinggi hingga 1300
OC), dapat pula hanya dibakar bisquit (900 OC) lalu diberi warna cat langsung.

b. Kulit
- Kulit berasal dari kulit hewan yang sudah tersamak sehingga mudah dibentuk.
- Kulit ada yang berwarna hitam, putih, cokelat ataupun krem, sesuai dengan hewan yang dikuliti.
- Kulit alami jika terbakar akan berbau sate.
- Kulit tidak tahan air, jika terkena air akan merusak struktur kulit.

c. Getah Nyatu
- Getah nyatu merupakan getah dari pohon nyatu yang berwarna putih.
- Warnanya yang putih memudahkan untuk diberi warna warni. Warna yang digunakan berasal dari pewarna alam sehinga warnanya pun natural tidak secemerlang warna buatan.
- Jika ingin dibentuk, getah harus dimasak terlebih dahulu agar lunak dan elastis.
- Jika dipanaskan akan melunak, tetapi lama kelamaan akan mengeras.

d. Flour Clay
- Flour clay berasal dari adonan tepung yang dilumat hingga kalis dan mudah dibentuk.
-
Flour clay juga dicampur dengan air.
- Kerajinan dari
flour clay tidak tahan air, karena jika terkena air akan mudah rusak.
- Pewarnaan
flour clay dapat dilakukan dengan pewarna makanan atau sintetis agar muncul warna-warna yang cemerlang.

2) Bahan Lunak Buatan
Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang diolah dan dicampur dengan zat kimia tertentu sehingga menjadi lunak, lembut, empuk, dan mudah dibentuk. Beragam karya kerajinan dari bahan lunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan bisa berupa polymer clay, gips, fiberglass, lilin, sabun, dan parafin.

a. Polymer Clay dan Plastisin
- Polymer clay dan plastisin memiliki ciri-ciri yang serupa, memiliki aneka warna yang cerah, dan bertekstur padat lunak.
- Yang membedakan hanya pada polymer clay tidak mengandung minyak, sedangkan plastisin mengandung minyak.
- Pada saat pengeringan, polymer clay dapat mengeras, sedangkan plastisin tetap seperti semula.

b. Fiberglass
- Fiberglass memiliki struktur cair, dan jika mengering akanmengeras.
- Fiberglass juga dapat dibentuk ketika setengah mengeras.
- Kerajinan fiberglass dibuat dengan cara dicetak/dicor.
- Campuran fiberglass adalah katalis. Katalis inilah yang membuat fiberglass dapat cepat mengeras.
- Pewarnaan fiberglass dilakukan saat masih keadaan cair maupun saat bahan mengering.
- Fiberglass tahan lama dan kuat. Wujudnya bening sebening kaca atau air, sehingga dapat dibentuk kerajinan yang menyerupai air.

c. Lilin dan Parafin
- Lilin dan parafin berwujud padat, namun jika dipanaskan akan mencair.
- Pengolahan kerajinan dengan bahan lilin dan parafin dilakukan dengan cara cetak/cor.
- Pewarnaan dilakukan saat lilin mencair.
- Lilin atau parafin dapat dicampur dengan aroma pewangi tertentu untuk menambah sensasi saat digunakan.
- Lelehan lilin atau parafin yang terbuang dapat dipanaskan dan dicetak kembali.

d. Gips
- Wujud bahan gips adalah bubuk, dicampur dengan air menjadi adonan yang kental. Adonan inilah yang akan mengeras jika didiamkan. Oleh karena itu, mengolah gips harus dengan cara dicor atau dicetak.
- Pewarnaan gips biasanya setelah produk jadi.
- Gips mudah pecah sehingga harus berhati-hati saat berkarya dengan bahan ini.

e. Sabun
- Sabun berwujud padat sehingga dapat langsung diukir saat padat.
- Sabun dapat pula diparut/dihaluskan dan dibentuk seperti flour clay.
- Sabun yang didiamkan akan mengeras.
- Pewarnaan sabun dilakukan dengan mempertahankan warna sabun atau dapat pula ditambah biang warna saat sabun dibuat adonan.