Skema
Proses Kreasi
Sedangkan dalam proses pembuatan karya secara
keseluruhan, yaitu menyangkut komposisi gerak tari, tayangan video art,
vokalisasi dan musik, tentunya seniman terlebih dahulu membuat konsep awal,
proses tahap seleksi penggarapan karya, finishing,
hingga perform stage out. Hal
tersebut dinamakan proses kreasi. Berikut ini merupakan skema proses kreasi
(Primadi, 2000: 24):
Tabel 1. Skema Proses Kreasi
Sumber: Primadi, 2000:24
Proses ide adalah
hasil integrasi proses imaginasi, dari tingkat biasa sampai tingkat tertinggi,
dari ketiga jenis dan sumber image yang
kita miliki, dari semua indera dalam penghayatan. (Primadi, 2000:25)
Primadi
memaparkan tahapan proses ide sebagai berikut:
·
Tingkat 1 –
Persiapan
Kemungkinan pada saat pembuatan karya “Black Sun Kagemu”, seniman maupun kru
yang bertugas membutuhkan suasana yang sejuk, tenang, adanya semilir angin dan
berbagai hidangan konsumsi. Itu merupakan aspek-luar. Sedangkan aspek-dalam
tentunya membutuhkan imajinasi, konsentrasi, perenungan, meditasi dan
sebagainya.
·
Tingkat 2 –
Pengumpulan bahan
Pada tahap pengumpulan bahan, terdapat dua kategori
daya atau kekuatan yang melakat, yaitu mereka yang bersifat rasional tinggi dan
yang kuat kreativitasnya. Pada seniman yang daya rasionalnya tinggi, mereka
sadar akan memori terikat yang ada dalam dirinya. Apa yang ia kenal dan ketahui
kemudian menjadi pembanding daya imajinasi sensasi-persepsi yang dating dari
luar. Yang kemudian langsung diproses. Sedangkan bagi mereka yang daya
kreativitasnya kuat, mereka tidak terlebih dahulu mencerna apa yang sudah
terikat dalam memorinya, tetapi membiarkannya polos dan mengolah sesuatu hal
yang abstrak dan bebas menjadi suatu kreasi yang baru, aneh dan di luar dugaan.
·
Tingkat 3 –
Empati menuju pra-idea
Pada tahapan ini seorang seniman mulai merasakan feeling atau rasa pada garapan karyanya.
Bagaikan cinta pada pandangan pertama. Bagi yang kuat intuisi, daya
kreativitasnya, maka kemungkinan akan langsung ke tahapan ini, tanpa melalui
tahap 1 dan 2. Dan langsung berhasrat untuk penetasan ide. Tetapi bagi yang
rasionalnya tinggi, pada proses ini terasa hambar karena pra-ide yang dicapai
hanya bersifat objektif, rasional dan logis.
·
Tingkat 4 –
Pengeraman pra-idea
Pada tingkat ini, creator atau seniman dapat
berpikir dan bertindak lambat ataupun sebaliknya, bahkan sampai bertahun-tahun.
Bagi yang daya rasionalitasnya tinggi maka akan mempertimbangkan keputusan
secara pasti (benar-salah). Bahkan muncul emosi karena mencoba berulang-ulang
dengan berbagai eksperimen dengan konsentrasi yang membuat lelah dan bosan.
Bahkan ada yang tdak mendapatkan ilham dari pengeraman pra-ide. Tetapi bagi
yang daya kreativitasnya tinggi, intuisi mereka hidup dan menggebu-gebu
sehingga ingin segera ke tahapan selanjutnya, yaitu melebur dengan tingkat
kreasi. Sehingga perasaan emosi meningkat menjadi gairah. Pada tingkat ini
kemampuan kreatif dan rasio menghasilkan apa yang disebut merenung dan vision.
·
Tingkat 5 –
Penetasan ide
Pada tingkat ini yang terlalu rasional, maka terasa
akan hambar sama seperti pada tingkat 3 dan 4. Hai ini merupakan penyempitan
pra-ide. Sedangkan bagi yang daya kreativitasnya tinggi, pada tingkat ini
biasanya melebur jadi satu bersama tingkat 3 dan 4 menjadi penetasan ide.
Terkadang apa yang direncanakan pada pra-ide hasilnya berbeda dengan penetasan
ide, bahkan lebih cemerlang.
Sedangkan proses pelaksanaan merupakan proses-kreasi
tahap pelaksanaan, berikut ini tahapannya:
·
Tingkat 6 –
Aspek luar pelaksanaan
Pada tingkat inilah disebut proses trial and error, karena setelah karya
jadi maka diuji kembali dari segi kualitas, eksperimen, sistem, perbaikan atau
evaluasi. Sehingga memerlukan waktu yang lama. Bagi yang pelaksanaannya lebih
kuat daripada idenya, maka pada proses ini akan terlihat lebih menonjol
dibandingkan proses idenya. Tingkat ini pula yang disebut tingkat penilaian
pertama, sehingga apabila tidak layak uji kualitas, maka kemungkinan karya akan
diulangi pada tahap sebelumnya, bahkan dimulai dari awal.
·
Tingkat 7 –
Aspek integral pelaksanaan
Pada tingkat ini memuncaknya emosi menjadi perasaan
terharu, bahagia ataupun sedih. Pada tingkat ini terdapat 4 kemungkinan.
Kemungkinan pertama, bagi mereka yang dapat menjalani segala sesuatunya dengan
mudah, lancar tanpa hambatan karena proses penggarapan ide mereka sudah matang
dan selesai. Kemungkinan kedua, pelaksanaan ide lancar tetapi terhambat oleh
pengendapan pada saat proses ide. Mengalami pendalaman konsep yang berulang dan
matang. Sehingga jika tugas sudah terlaksana, seolah-olah sudah melepaskan
beben berat di pundaknya. Kemungkinan ketiga, ia tidak bisa mencetuskan ide
secara matang ataupun hanya melalui tahap inti dari ide tersebut, namun pada
pelaksanaannya secara spontan. Kemungkinan keempat bagi mereka yang polos tanpa
ide sama sekali, tetapi ketika tangan menggoreskan atau menggerakkan sesuatu
(seperti melukis, membuat keramik, desain, dan sebagainya) secara otomatis ide
bercucuran dengan sendirinya dan saling melengkapi antara konsep dengan karya.
Namun biasanya hal yang seperti ini ada pada orang-orang yang sudah mahir
dengan latihan yang serius (mencoba berkali-kali) atau bahkan anugerah bakat
yang luar biasa dari Tuhan.
·
Tingkat 8 –
Tingkat kreasi tertinggi
Pada tingkat inilah kreator atau seniman diuji kepeduliannya terhadap
proses keseluruhan karya dari awal (flashback).
Dimana ia menghayati hasil karyanya apakah memiliki nilai-nilai kemanusiaan
ataukah hanya sekedar luapan kreasi semata? Hasil proses tingkat kreasi
tertinggi tersebut kemudian dipertimbangkan dan disimpan sebagai tambahan
referensi ilmu yang ia miliki agar lebih baik lagi dalam berkarya ke depannya.
Sumber: Primadi.
(2000). Proses, Kreasi, Apresiasi,
Belajar. Bandung: ITB.
winenlose
ReplyDeleteDaftar Baccarat
Deposit Judi Casino
Agen Sicbo
Agen Judi Bola
Cara Menang Roulette
Cara Main Blackjack
lengkap sekali makasih yah untuk infonya
ReplyDeletestamp alfamart